Love Affairs in The Afternoon Episode 5 part 2

Love Affairs In The Afternoon
Episode 5 Part 2
Sumber konten dan gambar : Channel A



Ji Eun pulang dan kebetulan ibu mertuanya juga kesana. Ibu mertua membawa seekor burung pipit dan memasukkannya ke kandang Mideum.

Chang Kook bangun dan langsung duduk di sofa. Tapi dia segera beranjak begitu melihat ada burung baru di sangkar. Dan saat Chang Kook mendekat, kedua burung di sangkar malah saling bertengkar. Chang Kook buru-buru mengambil Mideum dan membelainya dengan sayang.

"Ibu! Kenapa membawa burung asing dan menakuti anakku?"

Ibu berpikir si burung baru bisa jadi temannya Mideum. Tapi kata Chang Kook, memangnya siapa saja bisa jadi teman Mideum? Ibu kesal dan marah-marah lalu pergi. Chang Kook tidak mempedulikan ibunya yang ngambek. Dia duduk di sofa lagi dan masih terus membelai si Mideum serta menenangkannya.

Ji Eun memandang si burung baru yang dinamai Asa lalu beralih menatap suaminya (ada yang tahu bahasa koreanya Asa alias harapan?)

"Begutu saja, Asa mengambil tempat yang ditinggalkan Sarang. Apa aku juga bisa menemukan asa baru di hatiku yang hampa dan penuh penderitaan?"



Kang Cheol menulis di sebuah kertas berbentuk hati. Aku selalu di sisimu ❤. Kang Cheol meminta Ji Eun memberikannya pada Soo Ah kalau mereka bertemu. Ji Eun meminta Kang Cheol berhenti saja karena Soo Ah sudah tidak ingin menemuinya lagi.


Kang Cheol tidak percaya. Dia lalu menggantung kertas tadi di pohon harapan yang khusus di adakan oleh Kim Mart (toserba tempat kerja Ji Eun) untuk para pelanggan. Dan Ji Eun lah yang kebagian menjaga pohon harapan itu dan menawari para pelanggan untuk menulis harapannya.

Beberapa pelanggan datang meminta kertas pada Ji Eun. Sebelum pergi, Kang Cheol berbisik pada Ji Eun. Dia tahu Ji Eun pasti akan melepas kertasnya begitu dia pergi. Tapi hari ini Kang Cheol lembur, jadi dia bisa menulis 100 lembar lagi setelah Ji Eun pulang nanti. Kang Cheol pun pergi diikuti tatapan tajam dari Ji Eun.


Min Young sedang berlatih yoga. Karena belum mahir, kakinya terlepas dari kain karena tidak kuat menahan berat tubuhnya. Dia lalu memandangi Soo Ah yang terlihat begitu luwes berputar-putar di atas kain.

Di dalam ruang ganti, Min Young memuji kemahiran Soo Ah. Dia mengira Soo Ah sudah lama berlatih. Tapi Min Young dibuat kagum saat Soo Ah memberitahu kalau dia baru berlatih sebulan. Min Young menebak kalau Soo Ah seorang penari. Soo Ah membenarkan kalau waktu kecil dia menari balet.

Selesai ganti baju, keduanya menuruni ekskalator bersama. Soo Ah bilang dia mau menemui teman baiknya yang bekerja di supermarket lantai satu. Min Young bilang dia juga punya teman yang bekerja di sana.

Teman yang mereka maksud tentu saja Ji Eun. Ternyata Kim Mart satu gedung dengan tempat latihan balet.

"Silahkan menulis permohonan. Ada hadiahnya," ucap Ji Eun mempromosikan. Dan ketika tidak ada lagi pelanggan di stand-nya, diam-diam Ji Eun mengambil pulpen dan menulis harapannya sendiri pada selembar kertas kuning.

"Tolong hapuskan hari itu dari ingatannya," tulis Ji Eun. Dia lalu menjepit kertasnya di pohon harapan. Saat itu, secara bersamaan Min Young dan Soo Ah memanggilnya. Ji Eun menoleh kaget. Soo Ah dan Min Young saling berpandangan. Mereka tidak menyangka kalau teman mereka sama.

Min Young lalu menulis harapannnya. "Mohon jaga kesehatan suamiku."

Sedangkan Soo Ah menulis, "Tolong hancurkan hati Gogh Gila hingga berkeping-keping." Dia mengaku pada Min Young kalau ada seorang pria yang membuatnya kesal.

***

Di galeri seninya, Nona Kang sedang menunggu Ha Yoon bersama Young Jae. Tapi Ha Yoon tak juga datang. Lalu datang Jenny sambil setengah berlari hingga akhirnya jatuh dan lukisannya tercecer. Young Jae reflek berdiri dan langsung membantu Jenny. Dia memuji lukisan Jenny. Nona Kang memperhatikan interaksi mereka.

Jenny berterima kasih atas pujian Young Jae. Dia lalu meneruskan jalannya sambil sedikit tersenyum. Young Jae menyebut Jenny sangat rajin. Nona Kang bergumam sendiri sambil tersenyum sinis, "Rubah yang rajin."

***

Ji Eun, Soo Ah, dan Min Young minum bersama di sebuah kafe. Soo Ah mengaku kalau Gogh Gila bukan suaminya. Dia juga bilang kalau dia biasa menemui banyak pria pada jam 3-5 sore di hari kerja. Soo Ah menyebutnya seperti melatih kebugaran di pusat kebugaran. Dan, karena hal itu Ji Eun dulu melihatnya seperti serangga.

Ji Eun terlihat tidak enak karena Soo Ah menceritakan hal semacam itu di depan teman lamanya yang sudah tidak bertemu selama sepuluh tahun.

Soo Ah menyadari kalau ceritanya terkesan berlebihan padahal itu pertemuan pertamanya dengan Min Young. Tapi dia tidak suka menyembunyikan kalau dia wanita seperti itu. Kalau Min Young merasa tidak nyaman, dia boleh mengabaikan Soo Ah di kelas yoga.

Min Young menyangkal. Dia bilang dia menyukai Soo Ah. Dia lalu bercerita kalau dulu dia juga pernah menyukai pria beristri saat kuliah di Amerika. Istri pria itu marah dan menodongkan pistol padanya di lab. Beruntung di sana ada Jung Woo. Jung Woo dengan berani menenangkan si wanita bule yang suaminya selingkuh dengan Min Young. Dia mengaku kalau Min Young itu pacarnya dan tidak ada hubungan apapun dengan suami si bule. Akhirnya si wanita bule menurunkan senjatanya.

Soo Ah dan Ji Eun takjub mendengar cerita Min Young. "Apa pria itu suamimu?"

Min Young mengangguk.

"Saat itulah aku menyadari. Ah pasti pria itu orangnya. Takdirku berada di dekatku. Seperti perlambang baik. Pernikahan ku percepat sebelum dia di ambil orang lain."

Soo Ah mengaku iri pada Min Young karena bisa menikah dengan pria yang ditakdirkan untuknya. Karena dia sendiri memilih pria yang punya banyak uang karena dia muak hidup tidak punya uang.


Min Young pulang dan kesal mendapati Jung Woo makan malam sendirian. Seharusnya kalau pulang cepat Jung Woo mengabarinya jadi dia tidak perlu pergi belanja dulu.

Jung Woo minta maaf karena dia sudah terbiasa seperti itu. Dia menawari Min Young makan juga karena masih ada satu nasi kotak. Tapi Min Young bilang dia tidak suka makanan cepat saji. Min Young mengambil nasi kotak Jung Woo lalu membuangnya.

Min Young mengaku kalau dia merasa seperti tamu di rumah itu. Tamu yang tidak nyaman. Padahal mereka hanya berpisah selama tiga tahun. Min Young sering bertanya-tanya, apa Jung Woo sungguh suaminya?


"Bagimu mungkin hanya tiga tahun. Tapi kita cuma setahun hidup bersama di Amerika. Sisa waktu kita bersama adalah teman sekelas yang belajar bersama."

"Bukankah kau sudah mencintaiku sejak saat itu?"

Jung Woo tidak menjawab. Dia memalingkan wajahnya.

"Apa mungkin kau terganggu dengan masa laluku?"

"Apa maksudmu?"

"Lalu kenapa tidak menjawab? Kau mencintaiku?"


Ada jeda selama beberapa detik sebelum Jung Woo menjawab 'tentu saja' tanpa memandang Min Young. Min Young jelas tahu kalau Jung Woo berbohong. Dia meraih lengan Jung Woo yang akan pergi lalu memeluknya dari belakang.


"Ya sudah kalau begitu. Aku akan lebih berusaha. Kau cukup diam saja. Lihat saja. Akan ku buat kau tidak bisa hidup tanpaku. Aku akan membuatmu lebih mencintaiku."

Jung Woo diam sejenak. Dia lalu melepas pelukan Min Young dan pergi.


Di tempat lain, Ji Eun sedang membaca novel sambil berdiri bersandar di dekat sangkar.

"Pada saat itu, kita hanya saling membantu. Kita berdua hanya perlu saling membantu dan di bantu. Sebelum mengumpulkan kekurangan kita dan lari jauh, kita masih perlu menyeberangi gurun."

Ji Eun berhenti sejenak menatap Mi Deum yang berkicau, sebelum lanjut membaca lagi.

"Di dunia ini, sebagian orang tak seharusnya bertemu. Itu saja. Aku mengalami itu juga. Aku hampir mati karena kesepian. Bagaimana bisa aku membedakan antara kenyataan dan kepalsuan?"


Ji Eun berhenti membaca dan menghela nafas. Dia lalu membuka jendela dan berdiri di balkon memandang keluar.

"Benar. Kami orang yang bertemu padahal seharusnya tidak. Akan ku anggap kami tak sengaja duduk bersama di bangku kecil di taman."


Ji Eun mengingat saat di jalan-jalan dengan Jung Woo di taman.

"Akan selalu ku ingat, walau singkat, tapi momen itu terasa seperti keabadian."

Bersambung ke Love Affairs in The Afternoon Episode 5 Part  3

Catatan : Maaf gambarnya sedikit, soalnya error terus waktu upload gambar. Nanti aku coba perbaiki deh...

Post a Comment

1 Comments