Drama Korea
Dan, Only Love/Angel's Last Mission : Love
Episode 11 Part 1
Sumber konten dan gambar : KBS2
Kang Woo menonton wanita yang mirip Yeon Seo menari. (Kita sebut aja Giselle ya)
Narasi Gisele :
"Orang bilang, hidup ini tidak bisa diprediksi. Siapa menyangka, gadis desa yang polos, Giselle, akan jatuh cinta, dikhianati, lalu menjadi gila."
"Sama seperti aku tidak tahu akan bertemu, menemukan dan jatuh cinta padamu. Sama seperti, bagaimana kita tidak akan tahu seperti apa akhir cerita kita."
Terdengar suara tembakan. Giselle ambruk di pangkuan Kang Woo.
Kang Woo menatap Yeon Seo yang sedang menari. Dia seolah melihat wanita yang dicintainya.
Serta merta Kang Woo melangkah maju dan memeluk Yeon Seo dan menepuk-nepuk punggungnya. Yeon Seo sempat terharu dan meneteskan airmata. Tapi dia segera melepaskan pelukan Kang Woo.
"Kerja bagus, sungguh," puji Kang Woo. "Butuh waktu lama bagiku. Aku,,, tersesat di terowongan yang gelap dan panjang untuk waktu yang lama. Begitu lama tanpa akhir. Aku pikir tidak akan pernah bisa keluar. Aku akhrinya menemukan jalan keluar. Saat ini."
Kang Woo berlutut dan meraih tangan Yeon Seo. "Lee Yeon Seo. Jadilah Giselle-ku."
"Giselle?"
Eh, si Dan ganggu momen. Kayu tempatnya bersandar ambruk menimbulkan bunyi gaduh, dan Dan tersungkur keluar sambil mengaduh. Sontak Yeon Seo menoleh ke sana.
Tertangkap basah, Dan cengengesan. "Oh kamu menemukanku."
Yeon Seo melirik Kang Woo sebentar. Beberapa saat kemudian, dia menginterogasi Dan sementara Kang Woo berdiri agak jauh memandangi pantai.
"Kamu ingin berguling-guling di pantai berpasir pada hari liburmu?"
"Aku akan tetap diam, tapi kayu itu terlalu tua."
"Jangan tersenyum! Kamu membuatku kesal. Bagaimana rasanya melihatku diam-diam? Aku pasti terlihat seperti orang bodoh yang mudah sekalli tertipu menari di sekitar."
"Cantik," jawab Dan cepat. "Sungguh cantik." Dan menyentuh dadanya. "Bagian tubuhku terasa gelisah, sedih, dan gembira."
Yeon Seo kesal. "Jangan sok tahu! Apa yang kamu tahu tentang tarian?"
"Karena aku tidak tahu apa-apa, dan karena tidak ada yang bisa kulakukan, aku putuskan untuk membuat ini. Aku ingin melakukan sesuatu untukmu. tapi seperti yang agasshi katakan, aku tidak tahu apa-apa tentang balet."
"Maka, harusnya kamu diam saja. Ya, kamu tidak berguna. Kamu tidak bisa mengemudi, kamu tidak bisa bermain judo. Dan kamu berniat membuatku gugup. Sudah cukup! Jangan mengikutiku!"
Yeon Seo meninggalkan Dan berjalan ke Kang Woo. "Kita pergi sekarang?"
Dan akhirnya ikut pulang bersama Yeon Seo dan Kang Woo.
"Mari kita pergi ke Fantasia's NIght. Mari kita tunjukkan pada sponsor siapa primadona balerina itu," ucap Kang Woo.
"Apa yang harus aku siapkan? Gaun yang mencolok? Senyumku?"
"Jangan sarkastik! Kamu tahu ini perlu. Tidak semua sponsor buruk atau kotor."
"Adalah tugas penari untuk menerima perhatian dan menanggungnya. Bukan pekerjaanmu."
Di belakang, Kim Dan hanya menyimak percakapan dua orang di depannya.
"Selama 10 tahun hidupku sebagai direktur, aku tidak pernah membuat balerinaku berdiri sebagai bunga, tidak sekalipun. Percayalah."
Tiba-tiba Dan ikut bicara. "Tidak! Ada pepatah, 'Tidak boleh ada sedikitpun amoralitas, atau segala jenis kenajisan, atau keserakahan'."
"Hei, tukang ceramah! Apa yang kamu bicarakan?"
"Jangan pergi! Tarianmu lebih dari cukup. Tidak ada alasan mmbuktikan dirimu lebih jauh. Ini tidak diperlukan. Apa menurutmu ini sebabnya aku...."
Kang Woo kesal dan menambah kecepatannya. "Benar! Bisa saja kotor dan tidak nyaman. Dan bisa lebih buruk. Walau begitu kita seharusnya tidak hindari ini, Yeon Seo. Aku akan bertarung denganmu. Aku ingin melihatmu menjadi pusat dari Fantasia."
"Aku akan mengurusnya. Urus saja urusanmu. Kalian berdua!"
Anak laki-laki yang menonton Yeon Seo menari berlari di tengah hujan. Dia sepertinya sedang dikejar-kejar. Anak itu naik ke atas batu karang di tepi pantai. Dia terpeleset dan berusaha berpegangan. Tapi tangannya tidak cukup kuat hingga akhirnya jatuh ke laut.
Dan terkesiap kaget bangun dari tidurnya. "Apa ini yang mereka sebut mimpi?" Kukuruyuk!!!! Dan terkejut lagi mendengar alarm dari Yeon Seo. "Kaget!!"
Beberapa saat kemudian, Dan sudah ada di hadapan Yeon Seo. Yeon Seo bertanya bagaimana Dan tahu pantai itu. Dia bahkan tidak ingat, bagaimana Dan bisa tahu?
Dan menunjukkan foto Yeon Seo yang dia ambil dari album. Yeon Seo menerimanya. "Kamu tersenyum, cerah bukan? Kamu cantik."
Yeon Seo kesal. "Bisakah kamu berhenti berkata cantik? Apa kamu menggodaku?"
"Dia bilang seorang pelayan yang tidak berguna harus melakukan apa yang dia bisa. Aku mungkin tidak berguna, tapi aku akan memanggil cantik jika kamu cantik. Karena aku bisa melakukan itu." Dan membungkuk dan meminta maaf lalu pergi.
Yeon Seo marah-marah sendiri. "Kamu bilang membenciku. Kenapa lakukan ini?" Yeon Seo menghela nafas. Lalu dia menatap fotonya.
Beberapa saat kemudian, Yeon Seo membuka tirai ruang latihan. Dia sudah siap dengan baju baju baletnya. Fotonya dia tempel di dinding. Yeon Seo pun mulai menari.
Dan pergi ke resepsionis untuk melakukan registrasi pelatihan mengemudi mobil. Seorang ahjussi menghampirinya. "Kamu Kim Dan kan?"
"Ya benar."
"Kemarilah. Kita akan segera mulai."
"Mohon bimbingannya."
Ternyata ahjussi pelatihnya super duper galak. Dia terus memarahi Dan. Pelatih memeriksa laporan milik Dan (tentang Yeon Seo). Dan jelas tidak mau laporannya disentuh orang lain. Dia berusaha mengambilnya sampai mobilnya keluar dari garis kuning dan keluar suara wanita 'Kamu didiskualifikasi'. Si pelatih berubah jadi dewa Hoo. Dan langsung berteriak kesal.
"Sunbae! Apa kamu serius mengawasiku?"
"Apa? Kamu tidak lihat aku bekerja keras untuk membantumu mengemudi?" Dewa Hoo memelankan suaranya. "Aku berusaha keras untuk membantumu."
"Harusnya kamu beritahu aku!" teriak Dan. "Terimakasih! Aku sudah didiskualifikasi." Dan sangat kesal sampai nafasnya menggebu.
Dewa Hoo menjentikkan jarinya. Mobil seketika mundur ke tempat semula. "Ingat langkah-langkahnya dan mulailah."
"Bagaimana mungkin malaikat menipu orang memakai berbagai cara?"
Dan terus berlatih. Berkali-kali dia di diskualifikasi. Tapi akhirnya si 'wanita' mengatakan, "Kim Dan. Lulus."
Dewa Hoo yang stress melatih Dan, mengerutu, tidak heran Dan selalu membuat masalah. "Kepalamu buruk!"
Dan histeris. "Aku tidak akan pernah belajar apapun darimu!"
Dan ngambek dan keluar dari mobil. Dewa Hoo mengikutinya.
"Wah kamu mirip manusia sekarang. Kamu benar-benar marah."
"Kamu terlalu keras padahal aku masih pemula!!!"
Dewa Hoo tertawa. "Aigoo!"
"Aku tidak tahu apa-apa. Aku tidak tahu apa yang kulakukan. Tapi kamu berteriak dan mengkritikku!!"
Dewa Hoo tidak senang dengan apa yang Dan lakukan. Dia ingin Dan sadar. Hewan adalah satu-satunya kliennya. Dewa Hoo khawatir Dan tidak akan tahu ke arah mana memimpin klien manusianya dan akhienya malah gagal.
"Apa masalahnya?"
"Aku tahu ini adalah kali pertamamu berurusan dengan manusia. Ini juga kali pertama kamu berada di tubuh manusia. Walau begitu, bukankah ini terlalu berlebihan?" Dewa Hoo mengambil laporan yang di buat Dan dari kantong jaketnya.
"Dengarkan. Lee Yeon Seo menari. Dia sangar indah. Itu hal paling cantik yang ku lihat di dunia. Dia bekerja terlalu keras. Aku takut dia menderita dan tidak bahagia. Tapi saat menari, wajahnya bersinar. Dia benar-benar bahagia." (Saat menulis itu, Dan membelai foto Yeon Seo dan tersenyum sendiri)
"Berapa kali kamu menulis ini? Ada 20 baris tentang dia. Pada akhirnya kamu menulis, 'Dia memeluk tulang rusuk'. Hanya satu kalimat itu. Laporan macam apa ini?"
Dan buru-buru merebut laporannya. "Itu kebenaran! Karena kita sedang membicarakannya, aku punya pertanyaan. Apa kamu pikir dia orang yang kuat?"
"Apa yang kamu bicarakan?"
"Hidupnya baru saja dimulai. Dia membutuhkan tulang rusuk yang kuat disampingnya agar dia bahagia. Bisakah sunbae bantu cari tahu?"
Kang Woo pergi ke kuil. Dia membuka lokernya (tempat menyimpan abu jenazah). Guci abu jenazah itu milik Choi Seol Hee. Di depan guci itu ada saputangan bergambar bulu milik Kang Woo dan juga sebuah cincin. Kang Woo teringat saat di memakaikan cincin itu pada Giselle (Seol Hee) di gereja.
Kang Woo dan Giselle jalan-jalan setelah keluar dari gereja. Keduanya tersenyum bahagia.
"Apa kamu takut?" tanya Giselle.
"Tidak. Aku akan bersamamu."
Tiba-tiba langit bergemuruh dan petir menyambar. Lampu dijalanan rusak dan padam. Kang Woo dan Giselle sontak panik. Kang Woo menggandeng Giselle lari dari sana.
Tapi mereka dihadang oleh dua malaikat berbaju putih dan hitam. Kang Woo mendorong Giselle menjauh darinya. "Bahaya," katanya.
Kang Woo ditarik maju oleh malaikat hitam dengan kekuatannya hingga Kang Woo tersungkur.
"Dengar malaikat Raporas! Kamu sudah menerima misi semiman yang menginspirasi, sehingga mereka akan dapat menggambar sesuatu yang akan memberi sukacita pada dewa. Namun, kamu menghianati misimu, dan bahkan memutuskan untuk meninggalkan kedewaan. Karena itu, kamu akan dihakimi."
"Aku sudah memenuhi misiku sebagai malaikat. Dari sekarang, aku ingin menjadi manusia hanya untuk satu orang."
Tiba-tiba saputangan Kang Woo muncul di depannya. Kang Woo mengambilnya.
"Menjadi malaikat, menjadi manusia, memulai hidup, dan mengakhiri hidup, semua tergantung pada kehendak dewa," ucap malaikat hitam.
Giselle hendak mendekati Kang Woo, tapi Kang Woo melarangnya. "Jangan! Jangan kumohon! Dia kejam. Lalu kenapa dewa memberiku hati? Memberiku hati dan memberitahuku untuk mengatasi perasaanku, adalah perbuatan iblis!!" marah Kang Woo.
"Aku akan mengambil segalanya yang sudah dewa berikan padamu. Malaikat hitam menodongkan pistolnya. (Masa malaikat bawa pistol??)
Kang Woo memejamkan matanya, bersiap menerima hukumannya. Giselle terlihat panik. Duarrrr!!!
Kang Woo membuka matanya. Giselle berdiri di depannya dengan tubuh berlumuran darah. Kang Woo mendongak menatap Giselle-nya. (Kayak mbak kunti pakaiannya putih trus rambutnya tergerai, hehe) Giselle ambruk di pelukan Kang Woo. Giselle berusaha menyentuh wajah Kang Woo. Tapi tangannya terkulai tidak berdaya.
Kang Woo menangis sejadi-jadinya.
Bersambung ke Dan, Only Love episode 11 part 2






























 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
0 Comments