Soul Mechanic
Episode 3 Part 2
Sumber konten dan gambar : KBS2 |
Shi Joon dan Woo Joo minum di sebuah kafe. Shi Joon menebak kalau banyak hal yang membuat Woo Joo marah hari ini. Dia bercanda kalau dia bisa tahu dari kekuatan lengan Woo Joo (saat mendorong pelanggan tadi).
"Apa kau gagal audisi lagi?" Tanya Shi Joon.
"Kauu dukun ya?" Woo Joo heran karena tebakan Shi Joon selalu benar.
Shi Joon tersenyun lebar. "Sejak masih muda, orang bilang aku punya fitasat yang sangat bagus."
Shi Joon mengatai orang-orang bod*h. Padahal suara nyanyian Woo Joo sangat menyentuh. Woo Joo terkejut. Memangnya Shi Joon sudah pernah mendengarnya bernyanyi?
Shi Joon tertawa dan menjawab tidak. Lagi-lagi dia hanya bercanda. Woo Joo tanya apa semua psikiater seperti Shi Joon (konyol).
"Tidak sama sekali. Aku ini sangat unik."
Shi Joon menulis sesuatu di kertas lalu memberikannya pada Woo Joo. Dia menyebutnya sebagai hadiah dan menyuruh Woo Joo membukanya di rumah. Dia juga mengatakan kalau rumah sakit selalu buka jadi Woo Joo bisa datang kapan saja. Woo Joo memuji Shi Joon yang sangat gigih (membujuknya).
***
Woo Joo sudah pulang. Dia makan camilan lalu membuka kertas dari Shi Joon yang ternyata bertuliskan 'resep : berolahragalah di malam hari'. Dan anehnya Woo Joo nurut tuh langsung olah raga.
***
Shi Joon sudah tidur. Tapi dia terbangun karena deringan ponselnya. Ada telepon dari panti jompo. Shi Joon buru-buru bangun dan melajukan mobilnya. Di jalan dia bertemu Pak Lee, ayahnya, yang sedang berlari. Shi Joon segera menghentikan mobilnya dan mengejar ayahnya.
Ayah Si Joon ini sepertinya mengidap entah alzeimer atau gangguan mental. Biasanya dia tidak mengenali Si Joon sebagai anaknya. Tapi begitu tadi Si Joon berhasil mengejarnya, Pak Lee langsung mengenali anaknya.
Si Joon membawa Pak Lee kembali ke panti jompo. Dokter wanita yang merawat Pak Lee bercerita kalau hari ini Pak Lee mendapatkan ingatannya. Dan setiap kali ingatannya kembali Pak Lee pasti mencoba kabur. Pak Lee sepertinya dulunya seorang dokter. Dan hari ini dia hampir saja mengoperasi seseorang di rumah sakit terdekat. Untung saja orang yang akan di operasinya hanya perlu dijahit sedikit.
Si Joon masuk ke ruang rawat ayahnya. Tapi kali ini Pak Lee udah hilang ingatan lagi. Dia menyuruh Si Joon untuk memeriksa para pasien. Si Joon mengaku kalau dia sudah memeriksa semua pasien. Pak Ler memujinya sebagai dokter yang hebat.
"Akan lebih bagus jika anakku juga pintar sepertimu. Dia juga seorang dokter."
"Aku pikir dia menjadi dokter karena dirimu."
"Dia tidak akan pernah sebaik diriku. Kau tahu kenapa? Karena dia hanya seorang psikiater. Sementara aku seorang pesulap. Dia tidak pernah memuaskanku. Seharusnya aku menghentikannya saat punya kesempatan. Kau mau jadi anakku saja? Kau tidak mau? Aku bisa memberikanmu semua kekayaanku."
"Ku kira kau punya banyak uang."
"Tidak. Uang bukanlah kekayaanku. Tangan-tangan inilah kekayaanku sesungguhnya."
"Tangan manusia memang benar-benar sesuatu. Semua orang bahkan menyetujuinya. Aku selalu iri padamu juga.... Ayah, " ucap Si Joon. Tapi saat menyebut ayah itu dia ngomong dalam hati."
Si Joon menemani ayahnya sampai ayahnya tidur. Dia membetulkan selimutnya lalu pergi.
Sambil menyetir Si Joon menangis. Dia teringat masa jaya ayahnya sebagai dokter. Saat itu ayahnya melakukan konferensi pers mengenai operasi transplantasi organ hati yang berhasil dia lakukan. Lalu Si Joon ingat saat tadi dia mengejar ayahnya dan ayahnya hanya mengenakan pakaian biasa bahkan tidak memakai sandal.
Tangis Si Joon semakin menjadi. Dia menepikan mobilnya lalu turun dan berteriak kencang meluapkan emosinya di depan padang ilalang.
Hwang Bo Young mengaku pada Dong Hyuk kalau dia meminum obatnya tapi dia memuntahkannya. Dia sengaja melakukannya untuk membalas ibunya. Karena dia adalah hal paling berharga bagi ibunya jadi dia hendak merusaknya.
Dong Hyuk mengingatkan kalau Bo Young bisa terkena malnutrisi ekstrem dan gangguan hormonak kalau terus seperti itu. Dia menyarankan cara lain untuk membalas ibu Bo Young.
Bo Young bertanya apa di ruangan itu ada cctv. Saat Dong Hyuk menjawab tidak, dia meminta Dong Hyuk mendekat. Dong Hyuk menurut karena mengira Bo Young mau mengatakan sesuatu padanya. Tapi ternyata Bo Young malah menciumnya dan mengancam akan mempostingnya di medsos. Bo Young menyuruh Dong Hyuk bilang pada ibunya kalau dia perlu dokter. Bo Young lalu pergi dengan kesal.
Dong Hyuk menceritakan apa yang terjadi pada Si Joon. Jadi Bo Young selama 25 tahun hidupnya selalu menuruti apapun mau ibunya. Makanan, pakaian, universitas, dan apapun itu. Tapi pada akhirnya emosi Bo Young meledak dan dia sengaja menyalah gunakan dirinya sendiri.
Menurut Si Joon, Bo Young harus fokus pada psikoterapinya dulu (ketimbang mengatasi gangguan makannya). Tapi pendapat Dong Hyuk justru sebaliknya. Menurutnya pasien anoreksia (gangguan perilaku makan) biasanya mengeluarkan hormon endorfin (hormon bahagia, semacam itulah ya). Karena mereka menjadi lebih bahagia saat mereka kelaparan dibanding saat makan. Jadi Dong Hyuk akan mengganti hormon endorfin itu dengan obat sedangkan psikoterapi akan menyusul.
Dong Hyuk bertanya soal Sung Min Ho. Karena kecemasannya disebabkan oleh ayahnya, mungkin metode yang Dong Hyuk pakai bisa di aplikasikan juga untuk Min Ho.
Si Joon malah bercerita kalau kemarin dia ketemu ayahnya. Dia baru sadar kalau ayahnya sangat kecil. Dia bertanya-tanya bagaimana ayahnya bisa berakhir seperti itu (kecil). Semua orang menjadi kecil dan tua karena usia. Kenapa Si Joon malah menghindarinya sepanjang hidupnya. Si Joon tidak tahu apa yang terjadi pada Min Ho. Tapi mungkin itu hal yang perlu dia ketahui.
Si Joon mendatangi Min Ho di kantin kantornya karena Min Ho membatalkan janji temunya. Min Ho sampai tergagap karena kaget. Mereka makan disana lalu berjalan-jalan sambil ngobrol.
Si Joon bilang kalau dia tahu perasaan Min Ho karena dia juga dulu sangat takut pada ayahnya lebih dari siapapun. Setelah bicara ngalor ngidul sedikit, Si Joon meyakinkan Min Ho kalau dia bisa menyembuhkan Min Ho.
***
Woo Joo menelepon Ji Sun karena merasa bersalah soal kejadian di restoran tempo hari. Tapi ternyata Woo Joo sudah tidak marah. Lalu dia sangat senang saat Ji Sun memberitahu kalau dia merekomendasikan Woo Joo pada seniornya yang seorang direktur musikal.
Woo Joo datang ke teater tempat teman Ji Sun. Teman Ji Sun memberikan naskah dramanya pada Woo Joo dan memberitahunya untuk berterimakasih pada Ji Sun yang berjanji akan membiarkan makan malam tim gratis di restorannya demi Woo Joo bisa tampil di drama musikalnya. Tadinya Woo Joo sudah sangat senang karena bisa manggung lagi. Tapi begitu tahu alasannya di terima, dia mengembalikan naskahnya.
Woo Joo marah saat senior Ji Sun mengatainya tidak tahu tempat dan g*la. Dia bahkan berteriak histeris sebelum akhirnya pergi dari sana.
Woo Joo akhirnya datang ke tempat praktek Young Won lagi. Dia curhat kalau saat dia bercermin, dia merasa melihat orang lain, seseorang yang belum pernah dia lihat sebelumnya.
Menurut Young Won, mungkin Woo Joo ingin menyangkal kehidupannya saat ini.
Woo Joo merasa kalau dia membuat orang lain merasa sangat tidak nyaman. Setelah dia marah, dia selalu menjadi orang pertama yang minta maaf. Bahkan jika itu bukan salahnya. Semua orang mengatakan tidak apa-apa, tapi Woo Joo pikir mereka tidak sungguh-sungguh.
"Seberapa kecil pun itu, menyingkirkan luka memang tak semudah yang kau pikirlan," ujar Young Won.
"Ku pikir aku benar-benar orang g*la."
Woo Joo menyatakan niatnya untuk meninggalkan dunia musikal sementara waktu karena seseorang (Si Joon) menawarinya pekerjaan paruh waktu.
Bersambung ke Soul Mechanic episode 3 part 3
0 Comments