Soul Mechanic
Episode 1 Part 1
Sumber konten dan gambar : KBS2 |
Oh Yoo Min, seorang atlet sepakbola, datang ke Pusat Medis Eun Kang di pagi buta. Dia berjalan tertatih-tatih menggunakan kruk. Wajahnya meringis menahan sakit di kakinya.
Tiga orang psikiater, Lee Shi Joon (Shin Ha Kyun), No Woo Jung dan Kong Ji Hee, mendatangi Oh Yoo Min yang sudah terbaring di UGD sambil merintih kesakitan.
Oh Yoo Min mengeluh kenapa mereka lagi yang datang padahal dia memanggil dokter ortopedi.
"Kenapa kau menginginkan dokter yang berbeda?" Jawab dr. Lee (pengen aku panggil Shi Joon aja tapi kok berasa nghak sopan ☺) dengan santainya. Dia lalu memeriksa kaki Oh Yoo Min. Baru saja disentuh, Oh Yoo Min sudah mengeluh kesakitan.
"Apa rasanya sakit banget bahkan saat aku baru saja menyentuhnya?" Tanya dr. Lee. "Aku akan memberimu analgesik."
Dr. Lee memberi kode pada Ji Hee untuk mengambil analgesik. Tak lama kemudian Ji Hee datang lalu menyuntik Oh Yoo Min.
Oh Yoo Min bersikeras minta dipanggilkan bagian ortopedi. Dr. Lee tanya kenapa dia ngotot ingin dokter ortopedi.
Oh Yoo Min bilang dia ingin kakinya diamputasi. Dia tidak bisa lagi bermain sepakbola karena dia selalu berjalan pincang karena kakinya kesakitan. Jadi dia lebih suka kakinya diamputasi.
"Bagaimana kau bisa bermain sepakbola kalau kakimu diamputasi. Kau sudah menyerah?" Tanya dr. Lee.
Oh Yoo Min menjawab dengan frustasi kalau dia tidak ingin menyerah. Tapi dia tidak bisa tahan dengan rasa sakitnya.
Dr. Lee malah membenarkan ucapan Oh Yoo Min. Tidak ada gunanya bermain sepak bola saat tidak sehat. Dia meminta Woo Joon untuk memanggilkan dokter ortopedi. Tapi Woo Joon bilang Oh Yoo Min harus menunggu satu bulan.
"Apa yang harus kita lakukan?" Tanya dr
Lee sambil menatap Oh Yoo Min. Dia terlihat seolah sama frustasinya dengan Oh Yoo Min. "Ku kira tidak ada pilihan lain. Aku yang akan mengamputasimu."
Oh Yoo Min menatap dr. Lee cemas. "Kau.... kau bisa melakukannya?"
Dr. Lee mengangguk. Oh Yoo Min bertanya memangnya seorang psikiater bisa mengoperasi?
"Amputasi kaki itu mudah. Ku pikir kau membuat pilihan yang benar. Mari kita buang kaki ini," ucap dr. Lee dengan yakin. "Kau selalu kesakitan dan kau tidak bisa bermain bola. Jadi apa gunanya memiliki kaki ini. Aku akan pastikan memotong kaki ini dengan indah dan bersih. Saat ini kaki buatan (palsu) dibuat dengan sangat baik. Jadi kau bahkan tidak perlu menggunakan kruk."
Dengan penuh semangat dr. Lee mengajak kedua rekannya bersiap untuk operasi. Oh Yoo Min meronta ketakutan karena tangan dan kakinya diikat oleh Woo Joon dan Ji Hee. Dr. Lee yang tadi sempat pergi, datang lagi dengan memakai kacamata operasi dan membawa sebuah gerinda.
Dr. Lee menyalakan gerindanya dan mendekatkannya ke kaki Oh Yoo Min seolah akan memotongnya. Kontan Oh Yoo Min ketakutan setengah mati. Untung dr. Lee tidak benar-benar memotongnya. Dia meminta kedua rekannya membawa Oh Yoo Min ke Ruang Operasi.
Woo Joon dan Ji Hee pun mendorong hospital bed Oh Yoo Min menuju Ruang Operasi. Oh Yoo Min terus meronta ketakutan. Dengan kekuatannya sebagai atlet, dia berhasil melepaskan ikatan di tangan dan kakinya. Dia pun berlari tunggang langgang alias kabur. Woo Joon dan Ji Hee tersenyum melihatnya seolah hal itu memang sudah direncanakan.
Oh Yoo Min terus berlari tanpa menyadari kalau dia tidak pincang lagi. Sesampainya di luar, Oh Yoo Min yang ngos-ngosan dikagetkan dengan kedatangan dr. Lee yang menyerahkan kruknya.
Begitu melihat kruknya, Oh Yoo Min pun sadar kalau tadi dia bisa berlari dengan normal. Dr. Lee memujinya karena tadi berlari sangat kencang seperti pemain terbaik. Dengan tersenyum, dr. Lee memberikan sepatu bola untuk Oh Yoo Min.
Oh Yoo Min sudah ada di ruangan dr. Lee. Dokter Lee menjelaskan kalau ada yang disebut gejala somatik. Jadi, Oh Yoo Min merasakan kesakitan meski tidak ada yang salah dengan tubuhnya. Ini sejenis penyakit syaraf. Oh Yoo Min terus kalah, jadi dia kehilangan kepercayaan diri dan performa permainannya semakin buruk. Karena stress Oh Yoo Min mulai merasakan sakit padahal dia baik-baik saja. Memangnya kenapa kalau tidak menang saat bermain
Itu tidak lebih penting daripada kaki Oh Yoo Min. Memangnya siapa yang tidak pernah melakukan kesalahan?
Dokter Lee mengingatkan tentang permainan Oh Yoo Min di Tokyo saat melawan Jepang. Saat itu Oh Yoo Min berlari melewati tiga striker dan menggiring bolanya sendiri sampai 60 meter. "Kemudian kau mencetak gol dengan menendang bola melewati dua pemain belakang lainnya," cerita dr. Lee dengan penuh semangat. Dia mengaku hampir terkena serangan jantung saat menonton pertandingan itu di televisi.
Oh Yoo Min tersenyum. Dokter Lee memujinya luar biasa dan mengacungkan jempolnya. "Melakukan kesalahan bukanlah apa-apa dibamdingkan prestasimu. Kau pikir kenapa orang memanggilmu 'kaki kiri emas'. Dokter Lee pun dengan penuh semangat menyerukan 'Kaki Kiri Emas Oh Yoo Min' berkali-kali hingga Oh Yoo Min tersenyum.
Flashback
Han Woo Joo (Jung So Min), seorang aktris musikal, sedang bernyanyi di atas panggung pada sebuah pertunjukkan drama musikal dimana semua penontonnya berpakaian hitam.
Flashback end
"Itu adalah penampilan pertamaku setelah 10 tahun menjadi aktris minor atau pendukung," cerita Woo Joo pada psikiater Ji Young Won saat dia mendatangi kliniknya untuk konsultasi.
Woo Joo bercerita kalau para penonton itu adalah para penggemar Baek Jenny, seorang bintang idola terkenal yang juga ikut berperan dalam pertunjukkan yang sama. Para penggemar Jenny sengaja melakukannya (menonton dan berpakaian hitam) karena merasa dia menggertak idola mereka.
"Dia selalu mengacaukan ruang ganti. Dia sangat tidak bertanggung jawab. Dan aku yang selalu berakhir membersihkannya," jelas Woo Joo.
Diperlihatkan Jenny dan teman-temannya (atau penggemar) bersenda gurau di ruang ganti sambil makan dan minum. Woo Joo masuk ke sana dan terlihat kesal. Ditambah dia melihat bajunya tergeletak di lantai dalam keadaan rusak. "Yang membuatku sangat marah adalah dia merusak pakaianku tapi bahkan dia tidak memperbaikinya."
Flashback
Woo Joo keluar dari ruang ganti dengan hati geram. Apalagi saat keluar dia melihat banyak poster Baek Jenny. Dia menendang dan memukuli poster-poster itu dengan marah. Unfortunately, para penggemar Jenny melihatnya dan sejak saat itulah dia mendapat kesan buruk dari mereka.
Flashback end
"Kau tidak tahu berapa banyak dari mereka membuatku gila selama dua bulan terakhir pertunjukkannya. Mereka membuat reservasi dan sengaja tidak muncul (nonton). Mereka membodohiku. Dokter, apa aku tidak punya hak untuk marah?"
"Ya kau tentu punya. Tapi masalahnya adalah caramu menggambarkan kemarahanmu."
"Aku tahu," ucap Woo Joon menyadari kalau memang caranya salah. "Kau bilang padaku untuk menghitung sampai 6 setiap aku marah. Aku tidak tahu 6 detik bisa selama itu."
Dokter Ji bertanya apa ada hal yang membuat Woo Joo marah akhir-akhir ini.
Woo Joo pun bercerita kalau dia melihat seorang anak menangis di luar toko (sepertinya toko mainan). Ibunya sengaja meninggalkannya disana. Woo Joo berusaha menenangkannya lalu menggendongnya dan mengejar ibunya. Woo Joo marah-marah pada sang ibu karena meninggalkan anaknya. Ibunya balik marah sama Woo Joo. Anak-anak gue, terserah gue dong mau didik kaya apa. Sebenarnya ibu tadi tidak benar-benar berniat meninggalkan anaknya. Ibu itu hanya ingin memberi pelajaran pada anaknya.
Dokter Ji bertanya kenapa Woo Joo begitu peduli pada anak itu. Katanya Woo Joo pernah bercerita padanya kalau hidupnya berubah setelah usianya 6 tahun. "Kalau kau tidak keberatan, bisakah kau ceritakan padaku apa yang terjadi pada saat itu?"
Tatapan mata Woo Joo langsung berubah tidak suka. "Apa hubungannya ini dengan masalaluku?"
"Terus menghindar tidak akan membantu."
"Aku tidak menghindarinya." Woo Joo terlihat kesal. Dia lalu pamit pergi padahal sesi konselingnya belum selesai.
Dokter Ji melihat kepergian Woo Joo dari jendela. Dia tersenyum tipis.
Sesi konseling ke-11, tidak menunjukkan kemajuan. Intermitten Explosive Disorder (Ganggung Intermitten Melonjak). Atau mungkin Suspicious Borderline Personality Disorder (Gangguan Kepribadian Ambang).
***
Dokter Ji berjalan bersama Cha Dong Il yang mengenakan seragam polisi di area pasar. Cha Dong Il ini punya gangguan delusi. Jadi dia merasa kalau dirinya ini polisi padahal bukan. Mereka membantu seorang ahjussi yang mabuk masuk ke dalam taksi. Tiba-tiba terdengar teriakan seorang wanita. Mereka pun menghampirinya. Ternyata dia sedang di jambret dan pelakunya langsung kabur. Dokter Lee dan Cha Dong Il pun mengejar pelaku.
Setelah kejar-kejaran cukup lama, Cha Dong Il berhasil menjangkau pelaku. Tapi si pelaku ternyata membawa pisau. Dokter Lee dengan berani menendang pelaku hingga pingsan. Dokter Lee terlihat kaget dengan apa yang baru saja dia lakukan. Sementara orang-orang yang melihat bertepuk tangan untuknya.
Alhasil, besoknya Dokter Lee di sidang di rumah sakit oleh Dokter Oh Ki Tae (Wakil Direktur), dan Dokter Park Dae Ha.
"Aku berniat menendang pisaunya. Aku meremehkan jangkauan kakiku dan menendang kepalanya. Bagaimanapun dia baik-baik saja dan polisi segera membawanya," ucap Dokter Lee membela diri.
Dokter Oh bertanya kenapa dr. Lee ada disana. Dokter Lee mengaku hanya kebetulan lewat saja.
"Kau sedang lewat dan kebetulan bertemu seorang pasien AWOL (keluar tanpa ijin)?"
Dokter Lee tertawa membenarkan. "Iya."
"Dia meninggalkan rumah sakit sebelumnya, kau tahu, dan membiarkan itu terjadi." Dokter Oh memarahi dr. Lee yang membiarkan Cha Dong Il berperan sebagai polisi. Belum lagi dr. Lee selalu bicara santai pada pasiennya. Dokter Oh menyuruh dr. Lee memindahkan Cha Dong Il ke rumah sakit lain. Jelas dr. Lee tidak mau.
Dokter Lee pun mengatakan kalau dia berkata santai agar pasiennya mau lebih terbuka padanya. Pokoknya dr. Lee ini selalu ngebantah tapi masih pakai bahasa yang sopan. Akhirnya Dokter Oh kesal dan meminta dr. Park memanggil komite disiplin untuk mengurus dr. Lee.
Dokter Park yang sedari tadi diam berusaha menyelamatkan dr. Lee. Dia menyarankan agar Cha Dong Il rawat inap di rumah sakit dan tidak di biarkan berkeluyuran di luar. Kalau dr. Lee melanggar maka dia harus setuju pasien dipindahkan.
Demi mempertahankan pasiennya, dengan terpaksa dr. Lee menyetujui usulan dr. Park.
Dr. Lee dan kedua rekannya mengintip ruangan Cha Dong Il dimana Cha Dong Il sedang menatap seragam polisinya yang digantung. Woo Jung bercerita kalau Cha Dong Il tidak mau makan karena dia tidak dibiarkan berpatroli.
"Dia akan makan kalau dia lapar," ucap dr. Lee. Ketiganya pun meninggalkan ruangan Cha Dong Il.
Sebuah notifikasi masuk ke handphone dr. Lee. "Bagian dermatology meminta konsultasi?" Woo Jung membenarkan.
Seorang wanita duduk mengantri di depan bagian dermatology sambil menggaruk-garuk tubuhnya. Tampak luka-luka garukan di leher dan tangannya. Tiba-tiba dia berteriak histeris karena melihat seolah ada sesuatu yang berjalan dibawah kulitnya. Seorang perawat berusaha menenangkannya.
Bersambung ke Soul Mechanic episode 1 part 2
0 Comments