Love Affair in The Afternoon Episode 9 Part 3

Love Affair in Afternoon
Episode 9 Part 3
Sumber konten dan gambar : Channel A





Jung Woo galau menatap ponselnya karena tidak ada kabar sama sekali dari Ji Eun. Akhirnya dia mengirim pesan untuk menanyakan kabar Ji Eun. Apa Ji Eun sudah makan. Apa Ji Eun baik-baik saja karena lama tak ada kabar jadi Jung Woo khawatir.

Ji Eun yang saat itu sedang memberi makan Mi Deung, mengambil ponselnya yang bergetar dan membaca pesan dari Jung Woo. Airmatanya menetes membasahi layar ponselnya yang sudah tak retak lagi.

"Apa kami benar-benar saling mencintai? Atau hanya sekedar mimpi?"



Karena tidak mendapat balasan dari Ji Eun, Jung Woo berniat menelepon. Tapi dia segera ingat aturan yang dia buat bersama Ji Eun, yaitu jangan menelepon.

***

Soo Ah berlari keluar rumah untuk mencari anak-anaknya. Sementara itu, Ah Jin dan Ah Ram sedang duduk di ayunan taman. Ji Min datang membawakan mereka es krim. Dia sedikit bercanda dengan Ah Jin. Tapi Ah Jin yang mood nya sedang tidak bagus, tidak menanggapi candaan Ji Min dan menyuruhnya mendorong ayunannya saja.

Tak lama Soo Ah datang dan memanggil anak-anaknya dengan perasaan lega. Namun perasaan nya kembali kacau manakala matanya bertemu dengan mata Ji Min. Keduanya terpaku teringat kejadian di parkiran Kim Mart dulu saat Ji Min melempar pot bunga ke mobil Soo Ah. (Ingat kan di episode awal2, Ji Min melakukan itu karena marah melihat Soo Ah karena mengingatkannya pada ibunya yang tukang selingkuh)


Tanpa Soo Ah dan Ji Min sadari, Ah Jin memperhatikan atmosfir di antara mereka.

"Harga melanggar hal tabu, keras dan kejam. Keputusasaan dan kepedihan yang mendalam, selamanya akan terpahat dalam hati sebagai tanda perzinahan."

***

Malam hari, Jung Woo nekad menelepon  Ji Eun. Tapi sayang nomor Ji Eun tidak aktif. Dia melihat pesannya tadi siang. Jung Woo berniat mengirim pesan lagi tapi lagi-lagi dia ingat peraturan diantara mereka. Jika tak ada jawaban, jangan mengirim pesan lagi.


Ji Eun berbaring di ranjang bersiap tidur. Chang Kook datang dan ingin menyentuhnya tapi Ji Eun menghindar.

Ji Eun minta maaf karena menghindar. Kata Chang Kook rasanya aneh karena biasanya dialah yang menghindar. Jadi seperti ini perasaan Ji Eun tiap malam. Chang Kook selama ini terlalu memikirkan Ji Eun hanya sebagai anggota keluarga. Padahal Ji Eun juga wanita. Tapi Chang Kook kali ini sungguh-sungguh dengan perkataannya bahwa baginya, Ji Eun adalah istri yang sangat berharga. Mereka adalah pasutri yang akan menua bersama hingga maut memisahkan.

Ji Eun hanya bisa menahan perasaan sedihnya mendengar pengakuan Chang Kook yang tulus.

"Jika ada kehidupan setelah kematian, aku akan hidup hanya untuk pria ini. Jadi dalam kehidupan ini, mohon bantu aku agar pria ini tak terluka hatinya."

***

Pagi hari, seperti biasa Soo Ah mengantar putrinya ke sekolah. Tapi Young Jae malarangnya. Dia sudah menyiapkan sopir untuk anak-anak. Dia juga sudah mencari pembantu dan tutor. Jadi, Nyonya diam saja di rumah tanpa mengerjakan apapun.


Ji Eun terlihat pucat. Dia menarik nafas pelan dan menyalakan ponselnya. Ada banyak panggilan tak terjawab dari Jung Woo. Juga ada banyak pesan. Ternyata Jung Woo tidak mengindahkan aturan yang mereka buat karena terlalu khawatir pada Ji Eun yang tidak memberinya kabar.

Akhirnya, Ji Eun menguatkan hatinya untuk membalas pesan Jung Woo. Tapi entah apa isinya.

***

Jung Woo sendiri sedang sarapan dengan Min Young. Min Young hari ini tidak ada kelas dan mengajak Jung Woo pergi ke Kantor Wilayah untuk mendaftarkan pernikahan mereka.

Jung Woo terlihat tidak nyaman. Tiba-tiba ponselnya bergetar. Dia membaca pesan balasan dari Ji Eun.

"Jung Woo. Kini kita harus berhenti bertemu."



Jung Woo serta merta menyambar tasnya dan pergi begitu saja tanpa mengatakan sepatah katapun pada Min Young. Dia pergi ke Kim Mart mencari Ji Eun. Dia bahkan berani bertanya pada Clara dan ahjumma apa Ji Eun kerja hari ini.

Sebenarnya Ji Eun datang bekerja. Tapi dia meminta ahjumma mengatakan pada Jung Woo kalau dia tidak bekerja. Jung Woo pun pergi dengan lunglai.

***

Young Jae mendatangi Nona Kim yang dia minta untuk mencarikan tutor untuk anak-anaknya. Dia agak memaksa. Bahkan dengan sedikit kesal Young Jae malah tanya apa yang Nona Kim sukai sih dari mantan suaminya.

Nona Kim jelas tidak suka dengan pertanyaan Young Jae. Dia balas mengatakan kalau dia juga tidak menyukai istri Young Jae.

Akhirnya, Nona Kim menawari Jenny untuk jadi tutor sementara Ah Jin dan Ah Ram.



Sore hari.

Ji Eun selesai kerja. Dia menghampiri sepedanya. Tanpa di duga Jung Woo memanggilnya. Dia bahkan meraih tangan Ji Eun. Sepertinya dia tidak pulang dan menunggu Ji Eun sejak pagi. Jung Woo sempat melihat Ji Eun menggenggam gantungan kunci pemberiannya. Ji Eun segera memasukkannya ke saku bajunya.

Jung Woo ingin mengajak Ji Eun bicara. Tapi Ji Eun malah menegaskan kembali pesannya tadi pagi bahwa mereka harus berhenti bertemu. Jung Woo termangu tanpa tahu harus berkata apa. Dia hanya bisa menatap kepergian Ji Eun yang melangkah begitu saja tanpa sepedanya.


Di tempat lain, Soo Ah terlihat duduk mematung di dalam rumah dengan pandangan kosong. Sementara di sekelilingnya, para pembantu sibuk bekerja.


Tak jauh berbeda dengan Ha Yoon. Dia duduk diam di atas ranjangnya. Buku-buku yang tadinya tersusun di rak, kini tampak berserakan di lantai.

Di luar, Nona Kim dengan marah menggedor-gedor pintu. Dia marah-marah karena sebelumnya sudah mengingatkan Ha Yoon agar tidak ketahuan. Ha Yoon bebas mencintai atau berkencan, tapi jangan ketahuan.

Karena Ha Yoon tidak mengindahkannya, Nona Kim lelah hati dan terduduk di tangga. Dia meneteskan air mata sambil bertanya kenapa harus dengan Soo Ah.


Jung Woo mengejar Ji Eun dan meraih tangannya. Ji Eun segera menghempaskannya.

"Hentikan! Kau tak takut pada semua mata yang menatap kita? Apa kita bisa percaya diri?"


Jung Woo menatap Ji Eun. "Tidak. Tapi saat ini, aku hanya melihatmu."

Ji Eun sedikit tertegun. Tapi dia menguatkan hatinya dan mengeluarkan kata-kata yang jelas menyakiti hati Jung Woo dan hatinya sendiri.

"Apa diperlukan alasan untuk mengakhiri perselingkuhan? Aku cuma lelah dengan semua ini. Aku berselingkuh karena ingin tahu. Tapi ternyata tidak menyenangkan. Kau dan aku tak bisa meninggalkan keluarga kita."

Keduanya terdiam sesaat. Kemudian Ji Eun kembali bicara. "Aku kesal karena harus berhati-hati agar tidak ketahuan. Dan yang paling utama, aku bosan denganmu Jung Woo."


Hati Jung Woo jelas terluka mendengar pengakuan palsu Ji Eun. Tanpa menatap Ji Eun, dia bertanya, "Kau serius dengan kata-katamu."

"Maaf kalau kau terluka. Tapi aku memang selalu seperti ini. Aku mulai bosan dengan semuanya. Hapus kontakku di ponselmu. Aku sudah menghapusmu. Kalau berpapasan di jalan, anggap saja tak kenal. Karena kini, kita tidak ada artinya bagi satu sama lain."


Jung Woo menatap Ji Eun. Menahan semua perih di hatinya, Jung Woo menyanggupi permintaan Ji Eun. "Akan kulakukan. Jika itu keinginanmu, akan ku lakukan."


Ji Eun pun pergi meninggalkan Jung Woo. Hujan turun meramaikan perpisahan mereka. Airmata keduanya jatuh berbaur dengan bulir-bulir air hujan.

"Aku tak tahu kata-kata yang dapat memperindah perselingkuhan. Maka dari itu, tak ada alasan agar perpisahan kami menjadi indah. Ku harap tanah yang dia pijak dan tanah yang ku pijak, selamanya akan terpisah menjadi dua sisi. Agar kami tak kan bertemu lagi, laksana pulau yang mengapung di lautan. Selamanya tak kan bisa saling menggapai."

Jung Woo menoleh. Lagi-lagi dia harus melihat punggung Ji Eun yang terus menjauh.

Bersambung ke Love Affair in The Afternoon episode 10

Post a Comment

0 Comments