Sinopsis Love Affairs in The Afternoon Episode 1 Part 2

Love Affairs In The Afternoon
Episode 1 Part 2
Sumber konten dan gambar : Channel A


Ji Eun memilih berbelok agar tidak bertemu Jung Woo. Tapi ahjumma rekan kerjanya melihatnya. Dia tanya Ji Eun mau kemana. Ji Eun bilang mau ke gudang. Kata ahjumma ke gudang kan bukan kesana arahnya. Dia menunjukkan arah yang benar.

Ji Eun akhirnya balik lagi. Untung Jung Woo sudah tidak ada, jadi Ji Eun bisa leluasa lewat.


Seorang kakek berteriak di kantor pemerintahan. Chang Kook yang bekerja di bagian pelayanan sosial mencoba menenangkannya. Tapi kakek itu malah mencengkeram kerah bajunya. Dia protes karena tidak bisa membeli apartemen baru dan apartemen lamanya tidak juga terjual.

Seorang karyawan magang, Ko Yoon A, tidak terima managernya diperlakukan semena-semena. Dia berteriak memanggil Chang Kook.


Beberapa saat kemudian, Chang Kook dan Yoon A minum kopi berdua. Menurut Yoon A, kejadian tadi terjadi karena Chang Kook terlalu baik memperlakukan kakek tadi. Tapi kata Chang Kook itu karena kakek itu kesepian. Dan lagi itu memang sudah tugas mereka. Yoon A bilang, dia selalu ingin mengubah mimpinya karena Chang Kook. Bahkan jika nanti dia lulus PNS,  dia tidak mau bekerja di bagian pelayanan sosial. Chang Kook berkelakar kalau Yoon A lebih cocok ikut ujian polisi atau tentara.

"Tetap saja. Jadi pelayan sosial sepertimu adalah impianku," aku Yoon A.

"Astaga."

Karena suasana hati mereka sedang buruk, Yoona mengajak Chang Kook makan di luar. Awalnya Chang Kook menolak. Tapi akhirnya dia mau juga.


Ji Eun dan Clara sedang merapikan display makanan. Clara menunjuk Soo Ah yang sedang belanja dan tanya ini pertama kalinya melihat Soo Ah kan? Clara menebak kalau Soo Ah sudah bersuami. Soo Ah mungkin juga punya selingkuhan karena berpenampilan seperti itu.


Soo Ah berjalan melewati mereka sambil mengangkat telepon. Dia memanggil si penelepon dengan sebutan 'chagiya', bukan 'yeobo'. Dia memberitahu kalau dia mau pergi yoga dan tanya apa 'chagiya' sudah makan. Ji Eun memperhatikannya sekilas.

Dan Soo Ah benar-benar pergi ke tempat pelatihan yoga.


Young Jae rapat dengan para pegawai. Mereka membahas proyek untuk seri ke 7 mereka yang akan mengambil tema seperti '50 Shades of Grey' versi Korea. Young Jae tampak antusias. Dia meminta mereka mencari ilustrator terbaik. Kalau bisa yang seterkenal artis. Pegawai berkacamata memberitahu sebenernya ada ilustrator yang punya kontrak dengan mereka. Tapi sayangnya dia tidak bisa di hubungi. Young Jae bisa menebak kalau ilustrator yang dimaksud adalah si gila Do Ha Yoon.


Akhirnya Young Jae pergi ke apartemen Do Ha Yoon sendiri. Pintunya tidak terkunci. Young Jae masuk dan menemukan buku yang pernah dia hadiahkan pada Ha Yoon tergeletak begitu saja di antara banyak tumpukan buku yang berdebu. Dia lalu mendengar suara seperti ketukan dari dalam.


Young Jae masuk ke ruangan sebelah. Tampak sampah bekas makanan di lantai dan ruangan yang berantakan.  Lalu ada papan putih di lantai yang terkena noda merah. Tiba-tiba dari atas mengalir cairan merah yang sontak membuat Young Jae terkejut dan terjengkang.

Young Jae melihat ke atas dan menemukan Do Ha Yoon dengan kuas besar di tangannya. Ternyata cairan merah tadi adalah cat.


Ha Yoon membawakan segelas minuman untuk Young Jae. Young Jae bilang, dia kira tadi dia tidak sengaja memasuki rumah seorang novelis (karena ada banyak sekali buku di sana). Ha Yoon membalas kalau dia kira tadi ada pencuri masuk.

Young Jae bilang, Ha Yoon kan pelukis. Sampai kapan dia akan membaca buku dan tidak melukis? Kata Ha Yoon itu lebih baik dari pada seorang penerbit yang menerbitkan banyak buku tapi tidak membaca  satu bukupun.

Young Jae tertawa. Sesuatu memang terkadang tidak pernah berubah. Tapi sampai kapan Ha Yoon akan seperti ini. Young Jae mengambil salah satu buku. Dia bilang tiga tahun lalu Ha Yoon menjadi yang terbaik di Korea lewat buku itu. Sebentar lagi kontrak mereka berakhir. Tidakkah Ha Yoon ingin memberi perusahaannya kesempatan?


"Apa buku terjual hanya karena ilustrasinya bagus? Tuan Lee, perusahaanmu...."

"Menurutmu perusahaanku sampah? Aku tahu itu. Tapi apa kamu pikir orang-orang semewah dan seelegan dirimu? Mereka sebenarnya tidak begitu. Mereka penuh kebencian."

Young Jae mengambil proposal proyeknya dan menyodorkannya da Ha Yoon. Bukankah seni juga hasrat manusia? Lewat buku ini, dia ingin Ha Yoon menemukan keputusasaan dan hasrat manusia. Siapa yang tahu? Mungkin emosi Ha Yoon yang sudah mengering itu akan memunculkan hasrat untuk menciptakan.


Ji Eun ke basement hendak membuang sampah kardus. Tapi dia malah tidak sengaja melihat Soo Ah yang sedang bermesraan dengan seorang pria. Ji Eun buru-buru minta maaf dan pergi. Dia mengingat keluarga Soo Ah yang terlihat bahagia dan harmonis.


"Tidak mungkin. Aku pasti salah lihat. Tidak mungkin wanita sesempurna dia...."

Chang Kook sedang memeriksa sebuah apartemen. Yoon A datang membawakannya es krim dan memasukkannya ke mulut Chang Kook.

Ji Eun menelepon. Chang Kook bilang dia sedang bekerja. Kenapa Ji Eun telepon.

Ji Eun bilang dia hanya penasaran Chang Kook sedang apa. Dia pikir mungkin mereka bisa makan di luar nanti. Tapi Chang Kook mengaku ada acara makan malam tim nanti. Dia menyuruh Ji Eun makan malam di luar juga.


Ji Eun mengiyakan lalu menelepon teleponnya. "Bagaimana mungkin aku harus makan malam di luar sendirian?" Gerutu Ji Eun.


Seperti biasa, Ji Eun pulang dengan mengayuh sepedanya. Dia mampir ke minimarket untuk beli makanan. Saat dia sedang melihat-lihat tiba-tiba seseorang mengampirinya.

"Permisi."


Ji Eun menoleh dan melihat Jung Woo di depannya. Dia langsung memalingkan wajahnya.

Jung Woo tanya apa Ji Eun mau mengambil makanan itu. Ji Eun yang sepertinya sedikit gugup menyuruh Jung Woo mengambilnya saja. Jung Woo mengambil makanan di showcase dan mengucapkan terimakasih lalu pergi.


Diam-diam Ji Eun mengintip Jung Woo yang sedang membayar di kasir.


Ternyata di luar hujan. Jung Woo, yang entah kenapa wajahnya sebelas dua belas dengan Ji Eun (selalu sendu), memakai hoodienya lalu berjalan menerobos hujan.


Ji Eun keluar setelahnya. Dia membuka payung kuningnya dan menghampiri sepedanya. Ji Eun memperhatikan sejenak Jung Woo yang berjalan ke arah yang berlawanan dengannya.


Ji Eun lalu pergi sambil mendorong sepedanya. Diperlihatkan, kedua hak sepatunya di bagian belakang sedikit lepas.


Chang Kook memanggang daging di sebuah restoran. Yoon A mengambil alih karena Chang Kook terlihat tidak bisa membakar daging. Istrinya Chang Kook pasti frustasi.

 Chang Kook celangak celinguk. Yoon A menyuruhnya berhenti seperti itu karena tidak ada orang yang mereka kenal disana. Lagipula teman kerja kan bisa makan bersama. "Kamu kejam sekali."

"Aku hanya tidak ingin membuatmu bermasalah, Yoon A~ssi."

"Bermasalah? Memangnya apa yang kita lakukan?"

"Oh bukan itu maksudku."

Chang Kook cegukan. Yoon A tersenyum melihatnya.

Ponsel Chang Kook bergetar. Ada panggilan masuk dari Ji Eun tapi Chang Kook mereject-nya. Lalu mengirimi pesan kalau dia sedang rapat.


Ji Eun heran karena tadi Chang Kook bilang akan makan malam tim. Tapi Ji Eun enggan memikirkannya. Dia memakan kimbab yang tadi di belinya di minimarket. Ji Eun lalu membuka lemari es dan melihat isinya yang bersih dari makanan sisa.

Ji Eun melihat post it yang tertempel di pintu lemari es. "Semua yang ada di kulkas makanan lama. Chang Kook itu pemilih. Dia tidak akan makan makanan lama."

Ji Eun kesal dan membuang kimbabnya te tempat sampah. Dia mengambil obatnya di meja lalu meminumnya.


Jung Woo keluar dari kamar mandi. Dia mengambil minuman di kulkas lalu duduk dan memakan makanan yang dia beli di minimarket sambil melihat-lihat gambar tanaman dan kupu-kupu di ponselnya.


Istrinya mengiriminya pesan kalau dia akan pulang ke Korea minggu ini. Jung Woo hanya membacanya di notifikasi tanpa membalasnya. Wajahnya masih saja sendu. Istrinya mengirim pesan lagi. "Tidak ada balasan? Kamu sudah tidur? Kamu pasti sudah tidur. Akan kuhubungi lagi besok."

Jung Woo menangkupkan ponselnya di meja lalu melanjutkannya makan malamya.

Bersambung ke Love Affairs in The Afternoon episode 1 part 3

Post a Comment

0 Comments