Love Affairs In The Afternoon
Episode 1 Part 1
Sumber konten dan gambar : Channel A
Annyeong yeorobun! Perkenalkan blog baru aku, Kimchi Lobak! Ini sinopsis pertama di blog ini. Ceritanya dapat tawaran dari admin Pink Yellow buat duet. Jadi, Sinopsis Love Affairs in The Afternoon bakal ditulis sama aku dan admin Pink Yellow secara bergantian. Silahkan menikmati :)
Son Ji Eun pulang sambil mengayuh sepedanya. Dia berhenti sebentar di sekitar lingkungan rumahnya begitu melihat keramaian. Tampak asap hitam mengepul dari sebuah rumah.
Ji Eun kembali mengayuh sepedanya saat sebuah mobil menyalakan klakson padanya karena menghalangi jalannya.
Asap masih saja mengepul sampai malam harinya. Ji Eun memperhatikannya dari rumahnya yang ada di lantai atas, sambil makan es krim. Mobil polisi dan truk pemadam kebakaran tampak menuju ke lokasi kebakaran.
Sebuah keluarga yang tampak bahagia, pun tampak memperhatikan asap yang mengepul itu. Ibu, Ayah, dan dua orang putri. Hal itu tak luput dari penglihatan Ji Eun.
Tak jauh dari lokasi asap, kembang api yang cantik meledak di udara.
"Api terkadang menjadi pertanda perayaan. Terkadang pula menjadi bencana. Sebagaimana halnya, tak semua percintaan sepanas api." - Son Ji Eun.
Episode 1 : Arti Diriku Untukmu
Alarm penanak nasi berbunyi, "Nasinya sudah matang". Ji Eun menyendokkan nasi ke mangkok. Suaminya, Jin Chang Kook, pulang. Bukannya menyapa istrinya, dia langsung menghampiri dua burung peliharaannya.
"Cinta, Setia, ayah pulang," sapa Chang Kook pada burungnya. Dia mengambil salah satu burung dan mengelus-elusnya. Ji Eun memintanya makan, tapi Chang Kook mengindahkannya.
Burung itu ditanyai apa harinya mengenangkan. Apa dia sudah makan. "Eomma, apa kamu sudah memberi makan anak-anak?" Tanya Chang Kook pada Ji Eun.
Ji Eun tidak menjawab. Dia tampak tidak suka melihat suaminya terlalu memperhatikan burungnya. Chang Kook bertanya sekali lagi dan Ji Eun menjawab sudah.
Chang Kook heran kenapa si cinta terlihat lemas. Apa gara-gara cuaca? Dia lalu mengeluh pada Ji Eun begitu memasukkan cinta ke sarang lagi dan melihat kotoran burung berserakan di sarang. Ibu macam apa yang tidak mau membersihkan kotoran anak-anaknya.
Hal yang bertolak belakang terjadi pada tetangga mereka. Choi Soo Ah dan keluarganya tampak bahagia makan bersama di sebuah restoran. Mereka bersulang sebelum makan. Suami Soo Ah, Lee Young Jae, bahkan memberinya hadiah sepasang anting yang cantik sebagai hadiah kepindahan mereka. Anak-anak mereka, Ah Reum dan Ah Jin memuji antingnya cantik. Young Jae bilang, ibu mereka memang cantik. Mereka tampak bahagia.
Kembali ke rumah Ji Eun. Chang Kook makan sambil sibuk main ponsel. Ji Eun cerita kalau mereka punya tetangga baru. Kira-kira berapa harga rumah seperti milik mereka? Chang Kook tampak tak menaruh perhatian. Tapi kemudian dia bertanya apa mereka perlu merenovasi rumah?
Ji Eun sedikit tersenyum. Apa mereka punya uang? Chang Kook menenangkannya karena pasti tidak mahal. Ji Eun melihat sekeliling. Dia tanya apa yang harus di renovasi?
Chang Kook menunjukkan ponselnya. Ada gambar sarang burung di sana. Katanya seniman yang membuatnya. Namanya Istana Alhambra. Sarang itu dihiasi permata.
Ji Eun jelas kecewa. Bukan rumahnya yang akan direnovasi tapi malah sarang burung. "Wah! Sarang dan Cinta sungguh beruntung. Ayah mereka bahkan membelikan mereka istana."
Chang Kook malah tertawa. Dia sama sekali tidak peka. Dia terus sibuk melihat ponselnya sampai salah menyuapkan makanan ke hidung. Dia meminta serbet pada Ji Eun. Tapi Ji Eun yang kesal tidak mempedulikannya. Dia membawa mangkuk makanannnya ke wastafel.
Ji Eun mencuci wajahnya di kamar mandi. Dia menatap pantulan wajahnya di cermin.
"Aku sungguh berharap dia berhenti memanggilku Eomma. Dia tidak perhatian padaku karena aku tak punya anak. Tapi apa dia tidak tahu kalau itu justru membuatku semakin sakit?
Ji Eun keluar dari kamar mandi dan duduk di depan cermin. Dia melihat suaminya yang sudah akan tidur. Dia bertanya apa mereka harus punya anak? Chang Kook menyuruhnya tidur saja.
Ji Eun naik ke ranjang dan mencolek suaminya. Dia bilang ibu sudah menantikannya. Tapi Chang Kook malah memintanya tidak perlu memikirkannya dan tidur saja. Wajah Ji Eun tampak kecewa. Dia membaringkan tubuhnya di kasur sambil melihat suaminya yang memunggunginya.
"Sudah tiga tahun. Dan selama itu kami tidak melakukan hubungan int*m. Tapi itu tak menjadi masalah."
Ji Eun keluar dan membuka jendela. Dia menghirup udara dalam-dalam seolah dadanya sesak. Lalu dia melihat keluarga Soo Ah yang baru pulang dari makan malam. Ji Eun tersenyum tipis melihat kebahagiaan mereka.
Ji Eun masuk dan memperhatikan Cinta dan Setia. Dia bertanya apa mereka tidak tidur? Apa mereka bahagia? Tahukah mereka kalau mereka harus hidup dalam samgkar selamanya? Jika mereka burung, bukankah seharusnya mereka terbang di langit?
Soo Ah membuatkan sarapan untuk keluarganya. Dia menaruhnya di meja makan.
Ah Reum menyalakan lagu Black Pink lalu menunjukkan tariannya pada ibunya. Young Jae dan Ah Jin yang baru bergabung, tertawa melihatnya. Ah Jin mematikan lagunya dan bilang itu berisik. Dia mengejek tarian Ah Reum tapi Ah Reum dengan percaya diri bilang kalau dia lebih baik dari kakaknya.
Ah Jin tidak mau kalah. Dia meluruskan kakinya ke atas. Memangnya Ah Reum bisa seperti itu. Young Jae tersenyum melihat tingkah anak-anaknya. Mereka mirip siapa sampai bisa menari begitu. Ketiganya lalu duduk di kursi masing-masing dan mengucapkan terima kasih untuk makanannnya.
Ji Eun membuat jus tomat untuk suaminya lalu meminta Chang Kook meminumnya. Chang Kook meminumnya sedikit. Dia bilang dia terlambat. Dia mengabaikan permintaan Ji Eun untuk sarapan dulu.
Chang Kook menghampiri burungnya dan pamitan, bahkan memberikan mereka kecupan. Ji Eun tampaknya ingin diperlakukan sama. Sayangnya, Chang Kook hanya menatapnya sebentar lalu keluar. Ji Eun mengantarnya dan memberikan bekal kopi suaminya.
Chang Kook sudah akan pergi tapi balik bagi. Ji Eun sedikit tersenyum dan tampak sedikit berharap. Tapi ternyata Chang Kook hanya berkata agar jangan lupa memberi makan 'anak-anak'. Setelahnya dia pergi dan dengan acuhnya menyenggol sepatu kets Ji Eun yang sudah lusuh. Ji Eun merapikan sepatunya lagi.
"Aku merasa semua hal berharga di dunia telah lenyap. Seperti kepompong. Setelah ulat berubah menjadi kupu-kupu dan terbang tinggi. Bahkan jika rumah ini kebakaran, aku mungkin takkan menangis. Aku tak punya hal berharga untuk ku lindungi."
Tiba-tiba ibu mertua Ji Eun masuk ke rumah. Ji Eun tentu heran karena mertuanya, Ibu Na Ae Ja, tahu kode rumahnya.
Bu Na meletakkan barang bawaannya di meja. Dia cerita kalau tadi lihat anak perempuan naik ke bus sekolah. Sepertinya ada tetangga baru. Dan Ibunya sangat cantik. Apa Ji Eun melihatnya?
Ji Eun mengangguk.
Bu Na bilang tidak masalah kalau Ji Eun tidak punya anak laki-laki. Tapi dia harus pumya anak perempuan karena dia tidak punya anak perempuan.
Bu Na menyuruh Ji Eun meminum jamu yang sudah dia tuang ke gelas. Ji Eun harus menghabiskannya karena harganya mahal dan katanya mujarab untuk kehamilan. Bu Na mengomentari penampilan Ji Eun. Ji Eun harusnya berpakaian yang bagus dan dandan. Diluaran kan banyak gadis muda. Gimana Chang Kook mau meliriknya kalau Ji Eun lusuh begitu.
Ji Eun diam saja. Dia lalu memberitahu Bu Na kalau dia mau berangkat kerja.
Bu Na menyuruhnya pergi saja karena dia akan pulang nanti setelah beres-beres rumah dan membersihkan kulkas. Ji Eun langsung menghalangi Bu Na saat akan menyentuh kulkas. Katanya dia yang akan bereskan nanti malam.
Ji Eun keluar rumah dengan wajah lesu lalu menuntun sepedanya. Seorang polisi menghampirinya untuk bertanya perihal kebakaran kemarin. Tapi Ji Eun tidak tahu apa-apa.
Soo Ah lewat dengan mobil mewahnya. Polisi juga sempat menanyainya. Dia hanya menjawab kalau dia baru pindah kemarin.
Ji Eun tampak memperhatikan Soo Ah. Soo Ah pun memperhatikan Ji Eun dari spion mobilnya.
"Ini bukan perasaan cemburu atau iri. Dia hanya terasa berbeda dariku. Seperti spesies berbeda dari dunia berbeda."
Ji Eun bekerja paruh waktu di sebuah swalayan. Dia membawa tumpukan botol air mineral dan menatanya. Tanpa sengaja-atasannya, Clara, menyenggolnya hingga Ji Eun menjatuhkan kemasan botol. Botol-botol itu pun jatuh berserakan.
Clara ngomel-ngomel menuduh Ji Eun sengaja. Ji Eun menyangkalnya lalu membereskan botol-botol di lantai.
Tiba-tiba seorang pria datang membantunya. Dia Yoon Jung Woo. Katanya dia hanya lewat saja.
Clara mendekatinya dan memintanya pergi saja karena dia dan Ji Eun akan membereskannya sendiri. Jung Woo bilang itu terlalu berat untuk diangkat perempuan. Clara memujinya baik hati. Dia sangat berterimakasih, tapi tetap meminta Jung Woo pergi saja.
Clara memberi kode pada Ji Eun. Ji Eun akhirnya ikut angkat bicara dan meminta Jung Woo pergi saja. Jung Woo pun akhirnya pergi.
Clara memuji Jung Woo tampan. Dia menduga Jung Woo pasti masih single. Eh, keasikan ngoceh, Clara jatuh terpeleset.
Ji Eun hendak mengembalikan troli ke gudang. Dia berhenti saat melihat Jung Woo sedang memilih belanjaan di depannya.
Bersambung ke Love Affairs in The Afternoon episode 1 part 2
1 Comments
Semangat!!
ReplyDelete