Love Affairs in The Afternoon
Episode 3 Part 2
Sumber konten dan gambar : Channel A
Hal yang tidak diduga terjadi. Kang Chul (pria yang bermesraan di mobil dengan Soo Ah tempo hari) bekerja di toserba tempat Ji Eun bekerja paruh waktu. Begitu Kang Chul selesai berkeliling memperkenalkan diri sebagai karyawan baru, Ji Eun langsung diam-diam menyeretnya ke gudang. Kang Chul jujur mengatakan kalau dia melakukan ini agar Soo Ah melihat ketulusannya. Ji Eun menasehati. Justru Soo Ah meninggalkannya karena ketulusannya yang tidak masuk akal. Kang Chul meminta Ji Eun tidak bicara seperti itu karena Ji Eun tidak tahu dengan baik hubungannya dengan Soo Ah.
Tetangga Ji Eun memanggil Ibu Chang Kook yang sepertinya hendak mengunjungi rumah anaknya. Tetangga itu bercerita kalai tempo hari ada kebakaran di dekat toserba. Katanya pelaku pembakarannya adalah istri si pemilik rumah. Dia melakukan itu setelah ketahuan selingkuh oleh suaminya. Mendengar itu Ibu Chang Kook kaget dan cemas seketika. Sepertinya dia kepikiran rumah tangga anaknya.
Jung Woo sedang memeriksa lembar kerja siswa. Terlihat jelas kalau dia tidak bisa konsentrasi. Raganya mungkin ada di sana, tapi pikirannya mengembara ke tempat lain. Tiba-tiba dia mendapat pesan dari Soo Ah yang mengajaknya ketemuan jam 3 sore.
Ji Eun sedang menyusun produk di rak saat dia mendapat rentetan pesan dari ibu mertuanya yang over protektif. Ji Eun hanya bisa geleng-geleng kepala membacanya. Tak lama, Soo Ah datang kesana untuk memastikan kalau jam 3 Ji Eun selesai kerja. Secara kebetulan Kang Chul kesana untuk bertanya pada Ji Eun dimana dia harus meletakkan produk yang dia bawa. Kontan Soo Ah dan Kang Chul bertemu mata.
Kang Chul mengejar Soo Ah yang pergi dari toderba. Dia secara terang-terangan bicara kalau dia akan menunggu Soo Ah bercerai. Tapi Soo Ah juga tidak kalah jujur. Dia bilang dia tidak mencintai Kang Chul. Dia bahkan tidak tertarik padanya.
"Mari kita hentikan disini!" Soo Ah melenggang masuk ke mobilnya dan pergi. Meninggalkan Kang Chul yang terpaku diselimuti kekecewaan.
***
Park Ji Min berpapasan dengan Jung Woo di tangga saat akan pulang. Jung Woo memberinya kotak yang berisi larva kumbang dan meminta Ji Min merawatnya karena dia yakin Ji Min akan lebih baik dalam merawat larva itu ketimbang dirinya. Meski agak bingung, tapi Ji Min menerima peliharaan barunya.
Soo Ah mendaftarkan Ah Jin ke tempat les baru. Dan ternyata Ji Min juga les disana. Dia duduk di belakang Ah Jin. Ji Min menendang bangku di samping Ah Jin dan bertanya Ah Jin dari sekolah mana. Tapi bukannya menjawab, Ah Jin dengan dingin menyebut Ji Min gangster.
Soo Ah terlihat mendatangi apartemen Do Ha Yoon.
Sementara Ji Eun, selepas kerja, dia datang ke sebuah restoran. Tapi tanpa dinyana, dia malah bertemu dengan Jung Woo di sana. Ji Eun jelas kaget. Dia bertanya kenapa Jung Woo disana.
"Bukankah kau mengatakan kau ingin melihatku?"
Ji Eun bingung. "Aku melakukan itu?"
"Itu yang aku dengar. Bukan?"
Serta merta suara Soo Ah bergema di telinga Ji Eun. "Ji Eun ssi. Hiduplah sambil bertemu dengan orang yang ingin kamu lihat. Hidup ini singkat. Semoga harimu menyenangkan di tempat kerja." Ji Eun langsung bisa menebak kalau ini ulah Soo Ah. Tapi kemudian, dengan sedikit menahan malu, Ji Eun mengakui kalau dia memang ingin melihat Jung Woo.
Keduanya terlihat canggung. Apalagi kemudian Jung Woo melihat Ji Eun memakai sepatu yang pernah dia belikan.
Soo Ah mengomentari apartemen Ha Yoon. Melihat banyaknya buku disana, orang mungkin akan berpikir kalau penghuninya adalah seorang penulis. Ha Yoon bilang Soo Ah seperti suaminya. (Saat pertama kesana, Young Jae juga bilang begitu)
Soo Ah lalu menunjukkan gambar yang Ha Yoon buat tempo hari. Dia yakin itu gambar dirinya. Ha Yoon bilang dia tidak menggambar Soo Ah. Tapi Soo Ah bisa berpikir sesuka hatinya dan menyimpan gambar itu. Toh dia juga akan membuangnya.
Soo Ah meminta Ha Yoon menggambarnya lagi dengan benar. Dia meminta untuk sebuah karya seni. Dia datang sebagai klien.
Ha Yoon berkomentar kalau Soo Ah dan Young Jae benar-benar pasangan. Mereka sama-sama kasar dalam meminta sebuah karya seni.
Soo Ah mengeratkan pegangannya pada tasnya. Dia menunduk sedih. "Suamiku tidak menyadari ini."
Ha Yoon terdiam sesaat. Lalu dia terang-terangan tidak menggambar Soo Ah.
"Kenapa?"
"Karena aku tidak ingin menggambarmu."
Soo Ah pikir karena masalah bayarannya. Tapi Ha Yoon bilang, meski Soo Ah membayarnya 10 milyar won, dia tetap tidak akan menggambar Soo Ah. Alasannya adalah, karena dia tidak menganggap Soo Ah indah.
Soo Ah perlahan mendekati Ha Yoon dan menatapnya tajam. "Apa keindahan yang kamu bicarakan, Pak Do?"
Ha Yoon berpikir sebentar. "Baiklah. Mungkin aku bisa menemukannya jika kamu melepas pakaianmu."
Soo Ah hendak menampar Ha Yoon tapi Ha Yoon cekatan menangkap tangannya. Soo Ah menghempaskan tangan Ha Yoon. Ha Yoon melenggang masuk ke ruang tengah sambil bicara kalau mereka sebaiknya menganggap hal yang terjadi hari ini tidak pernah terjadi karena tidak enak dipandang mata.
Soo Ah kesal dan berniat merobek gambar Ha Yoon tapi dia tak sampai hati. Akhirnya dia melipatnya lagi dan menuliskan nomor ponselnya di kertas gambar itu. Dia akan menunggu Ha Yoon berubah pikiran. Dia menjanjikan bayaran yang terbaik meski 10 milyar won tidak masuk akal.
Soo Ah pergi dengan langkah percaya diri lalu membanting pintu.
Ji Eun dan Jung Woo jalan-jalan di taman. Ji Eun cerita kalau keluarganya memelihara burung. Namanya sarang dan mi deung (tadinya aku sebut cinta dan setia tapi kedengarannya 'wagu' banget). Jung Woo memuji nama burung-burung itu cantik.
Ji Eun bilang suaminya sangat menyukai burung. Dan dia hanya wanita yang memberi makan burung.
Jung Woo tertawa ringan. Dia menduga kalau suami Ji Eun pasti orang yang baik. Ada pepatah yang mengatakan kalau orang yang mencintai binatang pasti orang yang baik.
Ji Eun tersenyum. Dia mengakui kalau suaminya memang baik hati. Jung Woo bertanya burung jenis apa si sarang. Kata Ji Eun sarang adalah burung beo. Seluruh burung sarang berwarna haneul (langit).
"Pasti cantik. Aku sangat ingin tahu seperti apa Sarang itu."
Ji Eun sedikit tertegun sampai dia menghentikan langkahnya. Jung Woo ikut berhenti. Dia bilang kalau Ji Eun ingin bertanya masalah burung saat merawatnya, jangan ragu untuk menghubunginya kapan saja. Pikirkan aku sebagai teman. (Alah modus!!!)
Tiba-tiba Jung Woo mendapat telepon. Dia menjauh dari Ji Eun sementara Ji Eun membelakanginya. Di telepon, Min Young mengingatkannya tentang rencana makan malam mereka. Sepertinya Jung Woo lupa.
"Maaf. Istriku menelepon."
"Oh. Kalau begitu mari kita berpisah di sini. Aku juga harus pulang."
"Baiklah."
Ji Eun berjalan pergi. Jung Woo terus menatap punggungnya yang semakin menjauh.
"Kata 'teman' membuat hatiku berdebar. Meski aku punya suami dan dia punya istri. Jadi tidak pernah ada waktu untukku bisa memanggilnya dengan nyaman."
Kim Bit Na menatap lukisan di galerinya. "Di dunia ini, ada seniman jenius dan seniman berupaya."
Seorang wanita yang berdiri di sampingnya, Sunwoo Jenny, menyahut. "Maka agar aku bisa menjadi seniman di Korea, aku harus melakukan upaya yang besar."
"Apa kamu jenius? Hanya orang jenius yang bisa memilih di antara keduanya. Apa gunanya menjadi seniman yang berupaya. Hanya ada satu jalur untuk seniman itu."
Young Jae datang kesana. Beberapa saat kemudian dia dan Bit Na bicara berdua sambil minum kopi. Mereka membicarakan tentang sulitnya Ha Yoon di ajak kerja. Young Jae penasaran tentang permintaan Ha Yoon padanya. Sesuatu yang tidak berharga bagi Young Jae tapi pada saat bersamaan merupakan segalanya baginya. Bit Na menyarankan untuk mencari seniman lain tapi Young Jae tidak mau.
Jenny datang kesana meminta Bit Na memeriksa sebuah dokumen. Young Jae tampak memperhatikannya bahkan setelah Jenny pergi. Bit Na memberitahu kalau Jenny adalah seniman yang belajar di Perancis dan ingin dia besarkan. Dia tanya apa Young Jae ingin mendukungnya? Young Jae menjawab tidak tapi dari sorot matanya jelas kalau dia tertarik dengan Jenny.
Jung Woo makan malam bersama Min Young di sebuah restoran. Jung Woo mengucapkan selamat karena Min Young sudah jadi profesor. Min Young balas berterimakasih karena semuanya berkat Jung Woo yang mengiriminya uang sekolah selama 3 tahun. Min Young menyuruh Jung Woo kembali sekolah, kali ini dia yang akan menjaga Jung Woo.
Jing Woo yang sedang memotong daging, menghentikan aktifitasnya. Dia bilang dia suka sekolahnya yang sekarang. Menurut Min Young tidakkah gelar master yang Jung Woo dapat di Amerika akan sia-sia? Jung Woo tidak merasa begitu. Berkat gelar itu dia sekarang bisa jadi guru. Min Young sedikit menyinggung sekolah Jung Woo mengajar yang hanya sekolah alternatif. Meski agak tertegun, tapi Jung Woo tidak ambil hati. Min Young pun segera minta maaf. Dia lalu mengajak untuk mendaftarkan pernikahan mereka besok. Jung Woo setuju. Tapi kemudian Min Young ingat kalau besok ada pertemuan dengan para profesor sepanjang siang. Lagipula dokumen pernikahan tidak begitu penting baginya. Yang terpenting adalah hati mereka. Jung Woo iya-iya saja. Dia membiarkan Min Young melakukan apapun yang dia mau.
Ha Yoon sedang membaca dengan keras naskah buku yang akan dia kerjaan. Lalu dia terdiam saat matanya tertumbuk pada selembar kertas gambar yang dilipat yang di tinggalkan Soo Ah di atas rak. Soo Ah sendiri sedang berendam di bathtub sambil sesekali mengawasi ponselnya yang dia letakkan di lengan bak mandinya.
Ji Eun memotret Sarang dan Mideung dengan ponselnya. Sudut bibirnya tertarik ke atas membentuk senyuman.
Sementara Jung Woo, dia sedang minum minuman kaleng sambil menatap pemandangan dari balkon apartemennya. Dia mengingatkan kejadian tadi siang saat dia dan Ji Eun sepakat menjadi teman.
***
Pagi-pagi ibu mertua Ji Eun sudah sibuk membuat sebaskom besar kimchi di rumah Ji Eun. Chang Kook yang sedang sarapan hanya bisa mencibir. Siapa yang akan menghabiskan kimchi sebanyak itu. Sepertinya ibu Chang Kook baru saja mengingatkan Chang Kook akan kemungkinan bahwa Ji Eun bisa saja selingkuh. Chang Kook menanggapinya dengan santai.
"Bahkan jika semua wanita di dunia menipu suami mereka, menantumu tidak akan menipu."
Ibu Chang Kook menegaskan kalau dia melihat dengan mata kepalanya sendiri di dekat tempat daur ulang sampah. Chang Kook yakin ibunya hanya salah paham. Atau mungkin ibunya demensia? Ibu Chang Kook jelas kesal sampai ingin melempar Chang Kook dengan kimchi.
Tepat saat itu Ji Eun keluar dari kamar. Dia terkejut melihat ibu mertuanya. Kapan ibu mertua datang?
Chang Kook blak-blakan tanya apa Ji Eun menemui pria lain. Ibunya kontan panik dan memberi isyarat agar Chang Kook tidak memberitahu Ji Eun. Tapi mulut Chang Kook tidak bisa direm.
"Aku dengar kamu bersama seorang pria di tempat sampah daur ulang beberapa hari yang lalu."
"Siapa yang bilang itu?" Tanya Ji Eun.
Chang Kook menunjuk ibunya. "Wanita tua itu yang sedang membuat kimchi di sini."
Ibu Chang Kook langsung menunduk dan pura-pura sibuk dengan kimchinya.
Chang Kook berdiri dan bertanya apa yang dilakukan Ji Eun sampai disalahpahami begitu rupa. Dan siapa pula pria itu?
Ji Eun hendak menjawab tapi ibu mertuanya menyelanya. Dia tidak bermaksud menuduh Ji Eun.
Entah bagaimana beberapa saat kemudian Soo Ah sudah ada di rumah Ji Eun dengan membawa bingkisan kue. Dia beralasan kalau beberapa hari yang lalu sepupunya kesulitan mencari alamatnya dan Ji Eun lah yang membantunya jadi bingkisan tadi adalah bentuk terimakasihnya.
Ibu mertua Ji Eun langsung lega mendengarnya. Dia menyuruh Ji Eun belajar membuat kue seperti Soo Ah. Soo Ah dengan senang hati menawarkan diri untuk mengajari Ji Eun.
Ji Eun sendiri wajahnya sulit dilukiskan. Antara canggung, tidak enak hati, atau mungkin kesal. Apa lagi kemudian ibu mertuanya berterimakasih pada Soo Ah dan bilang kalau Ji Eun itu kurang dalam banyak hal.
Akhirnya Soo Ah pamit pergi. Ji Eun langsung menyusulnya ke bawah. Bagaimanapun dia berterimakasih karena Soo Ah datang dengan cepat meskipun itu semua karena Soo Ah juga. Ji Eun juga 'memprotes' Soo Ah yang membuat Jung Woo keluar kemarin.
"Itu karena itu satu-satunya cara kamu bisa melihatnya."
"Apa?"
"Kamu ingin melihat guru itu."
Ji Eun melongo. "Kapan aku mengatakannya?"
Soo Ah bilang Ji Eun tidak bisa membodohinya. Tapi Ji Eun terus menyangkal.
"Ji Eun. Cinta hanya sesaat. Pada saat itu, kita sedang mencapai puncak surga. Nikmati momen itu. Itu tidak akan sering muncul dalam hidupmu. Bahkan mungkin tidak pernah kembali. Tapi aku tidak berpikir aku akan memuncak ke surga. Akhir-akhir ini aku terus memikirkan seorang pria."
"Apakah kamu jatuh cinta?"
Soo Ah tidak menjawab dan melenggang pergi. Ji Eun bicara di dalam pikirannya. Dia tidak akan pergi naik kereta ke neraka hanya untuk memuncak ke surga sejenak. Dia bukan wanita bodoh seperti itu.
Bersambung ke Love Affairs in The Afternoon episode 3 part 3
0 Comments